Museum Ullen Sentalu
Aku mau cerita tentang pengalaman mainku ke Bumi Kaliurang, Yogyakarta tahun 2021 lalu. Kali ini aku main dan nginep di daerah yang sejuk, adem, tentrem, Bumi Kaliurang. Karena nginepnya di Kaliurang, pastinya pengen main ke tempat sekitar situ. Itung-itung juga belum pernah main ke sini kan hehe. Perjalanan dari Solo pagi jam 7 dan sampai Jogja sekitar satu setengah jam kemudian. Mampir ketemu saudara ke hotel Alana Malioboro. Hahah ngguaya banget ya #lol
Pastinya drama dulu. Aku baru tau kalo di Jogja ada dua hotel alana. Satu deket Malioboro satunya di Jalan Palagan. Karena emang masih lupa lupa inget sama hotelnya di sekitar malioboro, oke pakek GMaps aja lah. Dan akhirnya di aplikasi diarahin di hotel alana yg di Jalan Palagan dong ya Tuhanku tolong selamatkan akuuuhhhh hahaha. Gak sadar si bund langsung gas aja. Pantesan kok perjalanan terasa lama dan jalannya beda. Masih positif thinking ni kan biasanya suka dilewatin sama jalan yang sempit2 yag. Sampai tempatnya, kok beda ya pemirsa. Kenapa hotelnya makin megah ya dari biasanya. Langsung dong ditelfon sama saudara kalo salah alamat. “Ngapain kamu ke Alana sana? Alana Malioboro sini lho” hahahahha lawak ni belum main aja udah pakek drama.
Gas lagi menuju Alana Malioboro setelah melewati macet sebagaimana Jalan Jogja di waktu weekend dan akhirnya sampek lokasi. Ketemu saudara dan akhirnya sekalian ketemu juga sama temen dari Semarang. Nah dua temenku dari Semarang ini yang bakal aku ajak main ke Kaliurang.
Sampai sana naruh barang dan rehat bentar. For Your Information ni, kita dapat kamar yang belakangnya ada balkon. And you know what? Depan balkon langsung ngadep sama sungai yang alirannya deras banget. Beneran sungai yang masih asri dengan pemandangan pohon-pohon bambu. Mungkin temen-temen yang pengen berlibur ke Jogja tp yg bagian Jogja ndeso dengan alam yang asri, aku saranin nginep sini aja si.Kalo misal mau stay hotel jg tempatnya mendukung untuk mencari ketenangan. Karena suaranya memang alam, gemericik air sungai.
Habis zuhur kita langsung menuju ke Museum Ullen Sentalu. Perjalanan dari hotel ke Ullen Sentalu syahdu banget. Ternyata di sepanjang jalan banyak banget pohon kelapa yang menjulang tinggi. Tapi perjalanan tidak semulus itu. Kita sempat berhenti untuk makek jas ujan karena emang hujan deres banget. Sampa akhirnya agak terang kita langsung menuju Museum.
Pertama kali sampai di sana rasane kek ini museum bener-bener di hutan dengan pohon yang banyak serta rimbun banget. Ini Museum memang jauh dari kota dan di hutan jadinya udaranya seger adem. Gak begitu dingin aslinya tapi adem aja di badan. Tapi sebelum masuk, aku mau sedikit info ya tentang museum ini. Banyak banget yang bilang kalo dari foto tempatnya angker atau horor. But, ketika sampai lokasi aku rasa enggak horor sama sekali si. Lebih tepatnya seperti sowan ke rumah saudagar kaya yang tinggalnya di tengah hutan lebat. Bayangin aja pasti syahdu.
Museum ini juga sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penyebaran virus covid. Sebelum masuk museum kita bisa parkir motor di depan museumnya. Di samping area parkir ada tempat cuci tangan. Scan aplikasi peduli lindungi, beli tiket dan langsung duduk di ruang tunggu. Di ruang tunggu sebelum tour juga tempat duduk ditata secara berjarak. Di sini kita masih bisa foto-foto karena setelah masuk museum ada aturan untuk gak memotret apapun.
Ok let's talks about Museum Ullen Sentalu
Museum Ullen Sentalu terletak di area Taman Wisata Kaliurang, 25 km utara pusat kota Yogyakarta. Tepatnya di Jalan Boyong KM 25, Kaliurang Barat, Sleman, Yogyakarta. Museum Ullen Sentalu merupakan salah satu museum milik swasta di Yogyakarta yang mengenalkan kebudayaan para bangsawan Mataram. Di dalam Museum ini nanti juga menampilkan budaya dan kehidupan putri/ wanita Keraton Yogyakarta beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun Solo). Gak hanya itu, banyak banget yang akan kamu temui di Museum ini. Tapi tidak jauh-jauh dari Kerajaan Mataram Islam pastinya. Saat tour museum kita dilarang untuk memotret apapun di dalam museum. Tapi kita bisa foto sebelum masuk dan setelah keluar museum. Jadi penasaran kan dalemnya apa aja? Yuk main ke Museum Ullen Sentalu!
Pengunjung yang kurang dari 15 orang bisa langsung beli tiket di loket. Berhubung aku datengnya Cuma 3 orang, jadi kita beli tiket di loket dan akan gabung dengan pengunjung lainnya hingga jadi 1 rombongan. Untuk pengunjung yang bawa rombongan lebih dari 15 orang wajib reservasi dulu. Di hari Senin museum ini tutup Jam bukanya dari hari Selasa-Minggu pukul 08.30 sampai 16.00 WIB. Karena tadi kita sempet lama di jalan karena hujan, syukurlah kita masih dapet jadwal tour yang terakhir. Rejeki emang gak kemana sih ini.
Untuk tiket ada 2 macam. Tiket Tour Adiluhung Mataram dan tiket Tour Vorstenlanden. Untuk tiket Tour Adiluhung Mataram 50K dan tiket Tour Vorstenlanden 100k. Kebetulan aku ambil yang Tour Adiluhung Mataram. Jadi apa perbedaan tur sersebut? Pada Tour Adiluhung Mataram, pengunjung akan diajak bejelajah tentang budaya adiluhung Mataram. Baik melalui koleksi lukisan, foto, syair dan batik. Di dalam tur nanti pengunjung akan berkenalan dengan berbagai tokoh Mataram, kehidupan Kraton Mataram dan lainnya. Untuk tur Vorstenlanden, pengunjung akan diajak untuk berjelajah masuk ke dalam sejarah kekuasaan bumi Jawa serta masa emas Kasultanan Yogyakarta dan kasunanan Surakarta. Dalam tour ini pengunjung akan diajak ke Esther Huis, rumah bergaya Indies dengan koleksi kebaya, batik dan koleksi lainnya.
Akhirnya jumlah rombongan udah komplit dan kami mulai masuk Museum. Selama di museum kita didampingi oleh pemandu yang menjelaskan secara detail segala sesuatu yang ada di Museum. Sumpah ini Museum bagus banget si. Kalo disuruh ke sini lagi aku mau karena sekalian belajar nguri-nguri budaya Jawa yang gak ada habisnya. Ada satu ruangan di mana pemandu memperkenalkan kepada kita tentang putri Mangkunegaran namanya Gusti Nurul. Cantik banget. Gak cuma cantik, beliau juga berpendirian kuat untuk menjadi wanita yang tidak mau dimadu.
Kita juga dikenalin sama kebaya dan batik yang dulu dipakek sama kaum bangsawan Mataram. Pemandu kita juga ngejelasin apa sih bedanya batik Solo dan batik Jogja. Ternyata ya emang beda, baik dari warna maupun motif batik. Bahkan kita juga dijelaskan kenapa ketika kita menikah saat di pelaminan dilarang mengenakan batik dengan motif parang. Ada yang tau kenapa gak boleh? Iya betul biar pernikahannya gak perang muluk ya biar gak cek cok muluk. Karena sejatinya motif batik memiliki makna tertentu. Pemandu juga menyarakan kita untuk mengenakan motif batik tertentu saat kita menikah nanti. Jadi baper kan kita sebagai pengunjung yang belum menikah. Hahahaha.
Sampai akhirnya kita selesai tour. Selama tour itu terasa cepet karena memang kita menikmati banget setiap arahan dan penjelasan dari pemandu. Keluar dari museum kita disambut oleh anak tangga menuju ke atas keluar gerbang museum.
Di sisi kanan dan kiri anak tangga aku melihat tanaman mutiara yang cantik banget. Jumlahnya banyak, jadi menambah kesan ini tempat memang iyup banget, adem. Kebetulan habis ujan deres, jadi daun-daunnya terlihat lebih mengkilat.
Comments
Post a Comment